672. Tentang Iklan Yang Menjatuhkan Produk Lain.


Smartphone
Ini Hikmah yang Bisa Dipetik dari ‘Konflik’ Infinix Vs Xiaomi 

Jakarta, Selular.id – Terlepas dari gonjang-ganjing polemik Infinix dan Xiaomi, setidaknya kini kita bisa melihat dengan gambalang, seberapa sengitnya persaingan brand ponsel di pasar Indonesia.

Dan mungkin jika kita sedikit merenung, sebenarnya ada hikmah dibalik kisruh yang ramai dibahas pada lini masa daring, yang tak dipungkiri berada dilingkup strategi jualan produk persuahaan.


 
Lucky Sebastian pengamat gadget melihat, ditengah strategi pemasaran produk brand gadget tersebut, garis pembatas tetap pada aturan marketing atau iklan, yang salah satu isinya tidak boleh merendahkan produk kompetitor.

Baca juga: Infinix Note 10 dan Note 10 Pro Diluncurkan

“Nah, dari konteks ini ada yang merendah-rendahkan. Walaupun di Amerika Samsung dan Apple sering saling sikut tapi dengan lucu, tapi di kita tidak. Karena di luar sana aturannya boleh-boleh saja menyentil kompetitor, tapi tidak boleh berkata bohong tentang produk kompetitor,” jelasnya kepada Selular, Jumat (6/4).

“Jadi membandingkan secara langsung, produk dalam kategori sama, dan bilang lebih baik dari kompetitor saya pikir sudah merendahkan jika dilakukan brand. Beda ketika itu dilakukan oleh reviewer atau media, untuk memberi informasi kepada para pemirsanya,” sambungnya.


Jadi dalam masalah ini, konteks yang diberikan Infinix bisa dibilang salah, ini bisa dianggap menyesatkan. “Reaksi Xiaomi sendiri, sampai melibatkan Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia, saya rasa terlalu tinggi, saya mengerti karena beliau orang yang cerdas, menguasai produk, dan mungkin merasa kalau tidak segera dikomentari maka makin banyak orang yang melihat informasi yang salah. Tetapi Alvin juga seorang Country Director, ada baiknya masalah ini diwakilkan oleh team PR,” papar Lucky.

Baca juga: Rekomendasi Smartphone yang Dukung Layanan 5G Telkomsel

Yang terbaik memang meurut Lucky tidak membandingkan, tetapi lebih pada bagaimana vendor bisa menyampaikan pesan produk secara persuasif dengan kreatif. “Banyak iklan kreatif yang saling sikut, tetapi yang penting tidak berbohong soal kompetitor. Kalau dikemas kreatif sangat menghibur dan malah berhasil. Misalnya Apple membuat seri tentang Apple VS Microsoft dengan Justin Long, yang memperlihatkan Apple anak muda yang dinamis, Microsoft lebih kaku. Kemudian ada Samsung yang membuat iklan menarik tentang antrian Apple, mengapa harus antri kalau ada pilihan lain. Semua dikemas dengan kreatif dan menarik, termasuk mereka bicara fitur yang berguna untuk pengguna,” ceritanya.

Kesimpulan sekaligus hikmah yang bisa dipetik ialah memang iklan brand apapun tak terkecuali brand smartphone, harus kreatif, tidak harus melulu bicara spesifikasi atau dan sampai memperlihatkan bendanya.

Baca juga: 5 Rekomendasi Smartphone Xiaomi Harga Dibawah Rp2 Juta

“Iklan-iklan Google banyak bicara soal hubungan keluarga dan menyentuh. Iklan ecommerce Indonesia soal Hari Raya dengan anak kost yang beda ras dan ibu kost yang perhatian juga dianggap sangat berhasil. Jadi ada direct selling ada soft selling, ujung-ujangnya membangkitkan kepercayaan konsumen terhadap branding,” tandas Lucky.

Sebelumnya, lini media daring Infinix Indonesia mendadak ramai diperbincangkan, pasca mengunggah postingan gambar sekaligus narasi yang membandingkan keunggulan Infinix Hot 10s dari ponsel kompetitor lain yang dijuluki sebagai ‘Katanya Jawara’.

Ponsel yang dijuluki ‘Katanya Jawara’ itu merujuk pada Redmi 9T besutan Xiaomi, yang sebelumnya memang telah meluncur ke pasar Indonesia dan menyamatkan kata jawara untuk produk tersebut.


Dan kini kisah tersebut terasa kian membara karena bos Xiaomi Alvin Tse turun gunung, dan merasa perlu melayangkan protes karena menilai informasi dalam postingan Infinix tersebut menyesatkan.

Baca juga: Masuki Era 5G, Banyak Pengguna Smartphone Indonesia Belum Beralih ke 4G

“Saya tak biasanya berkomentar langsung tentang yang lain tapi ini sungguh buruk dan menyesatkan. Ini adalah kecurangan dan menyesatkan dan tidak ada tempat dari kecurangan marketing semacam ini di industri ini,” papar bos Xiaomi.

“Kami di Xiaomi menyambut kompetisi yang sehat yang meningkatkan manfaat bagi user tapi tidak akan menoleransi kecurangan apapun ke konsumen. Kami punya hak untuk menyuarakan ini ke Kementerian untuk iklan yang menyesatkan,” tegasnya.

Pihak Infinix pun kini masih bergeming, belum ada respon soal kisruh tersebut. Dan alunan komentar warganet pun kini menurut pantauan tim selular masih berdendang dengan merdunya, dan meningalkan pro dan kontra dibaliknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIM BLACKBERRY HOME

616. M12 Samsung Baru Baterai 6000mAh

652. Xiaomi Redmi 9T