3 Lempeng Emas dalam Peti Mati Hitam dari Zaman Firaun, Apa Maknanya?
3 Lempeng Emas dalam Peti Mati Hitam dari Zaman Firaun, Apa Maknanya?
Penulis: Kontributor Sains, Monika Novena
|Editor: Gloria Setyvani Putri
KOMPAS.com - Masih ingat dengan temuan sarkofagus atau peti mati kuno di kota Alexandria, Mesir yang sempat bikin heboh beberapa waktu lalu? Setelah dianalisis mendalam, kini para ahli perlahan mulai punya gambaran lebih jelas soal isi sarkofagus tersebut.
Awal saat ditemukan, ahli menemukan tiga kerangka dalam peti tersebut. Ketiga jasad tersebut dianggap sebagai perwira militer. Namun identifikasi terbaru mengungkapkan jika kerangka tersebut terdiri dari 2 orang pria dan seorang perempuan. Hal ini mematahkan pandangan sebelumnya karena Mesir kuno tidak melibatkan perempuan dalam militernya.
Jadi siapa mereka? Itu memang belum jelas. Tetapi tulang mereka berhasil menceritakan sedikit banyak tentang kerangka-kerangka ini.
Baca juga: Misteri Mesir: Ahli Temukan Peti Mati Kuno Berukuran Raksasa
Kerangka perempuan yang ditemukan dalam sarkofagus diperkirakan berusia 20 sampai 25 tahun dengan tinggi 164 meter.
Sedangkan kerangka kedua pria berumur lebih tua. Pria pertama diperkirakan berumur 35 sampai 39 tahun dengan tinggi 165,5 sentimeter. Sementara pria kedua berusia 40 sampai 44 tahun dan tinggi 184,5 sentimeter.
Kerangka pria terakhir cukup menarik perhatian. Sebab, pada tengkorak kepalanya didapati sebuah lubang kecil dengan diameter kurang dari 1 inci. Para ahli menduga, pria tersebut sudah lama hidup dengan kondisi seperti itu.
Lubang itu kemungkinan merupakan hasil dari praktek trepanasi atau pengeboran tengkorak kepala. Di masa lalu, praktik seperti ini sengaja dilakukan guna mengobati berbagai macam penyakit, seperti sakit kepala, patah tulang, epilepsi dan hipertensi.
"Operasi ini merupakan intervensi bedah tertua yang pernah dikenal sejak prasejarah tapi sangat jarang dilakukan di Mesir," kata Zeinab Hashish, dari Kementerian Kepurbakalaan Mesir, dilansir Science Alert, Selasa (21/8/2018).
Hanya beberapa tengkorak dari Mesir kuno yang pernah ditemukan dengan lubang trepanasi.
Selain itu juga, arkeolog percaya bahwa dulunya mayat-mayat dikebumikan pada waktu yang terpisah, karena kerangka itu ditemukan dalam kondisi bertumpuk satu sama lain.
Selain ditemukan tiga kerangka, tim arkeolog juga menemukan tiga lempeng emas yang memiliki gambar berbeda. Hingga saat ini para ahli belum mengetahui makna di baliknya.
Ahli yang tidak terlibat dalam penelitian, Jack Ogden, mengungkapkan salah satu gambar yang terdapat pada lempeng emas itu mungkin menggambarkan buah biji opium di dalam cawan. Namun arti gambar tersebut masih belum kelas.
"Opium tampaknya telah cukup banyak digunakan untuk tujuan pengobatan, tetapi mungkin ada hubungannya dengan hal lain seperti kematian dan kelahiran kembali. Ini menarik," kata Ogden dilansir Live Science, Senin (20/8/2018).
Selain lempeng emas yang mungkin menggambarkan biji opium dalam cawan, tim arkeolog juga menemukan lempeng emas bergambar ular.
"Lempeng emas bergambar ular mungkin bisa dikaitkan dengan kelahiran baru," kata Ogden menduga.
Sementara lempeng emas terakhir yang ditemukan, diduga Ogden merupakan gambar cabang daun kelapa atau jagung.
"Gambar cabang daun kelapa atau jagung merupakan motif umum yang terkait dengan kesuburan dan kelahiran kembali," tambah Ogden yang telah melakukan penelitian ekstensif mengenai perhiasaan emas Mesir dari periode sekitar 2000 tahun lalu.
Baca juga: Peti Mati Misterius dari Zaman Firaun yang Bikin Heboh Akhirnya Dibuka
Sementara cairan merah yang ditemukan di sarkofagus, kemungkinan merupakan air saluran pembuangan dicampur dengan pembungkus mumi yang akhirnya terdekomposisi dan hancur.
Analisis lebih lanjut dari tulang belulang tersebut akan dilakukan, termasuk CT scab dan tes DNA untuk menentukan apakah mereka merupakan satu keluarga yang sama.
Peti mati seberat 27 ton yang merupakan sarkofagus terbesar yang pernah ditemukan di wilayah tersebut itu berasal dari periode Ptolemaic awal.
Sayang ketika sarkofagus dibuka, ternyata tidak dalam kondisi yang baik. Air selokan menyusup masuk dalam peti tersebut, membuat kerangka rusak sekaligus berbau tidak sedap.
Selain itu tidak ada hal lain yang ditemukan untuk mengidentifikasi tulang-tulang tersebut.
Komentar
Posting Komentar