Ada Jutaan Mumi Burung Ibis di Makam Kuno Mesir, dari Mana Asalnya?
Salah satu fragmen dalam Buku Kematian Mesir yang menunjukkan Dewa Toth berkepala Ibis sedang mencatat hasil penghakiman terakhir.(Newsweek)
Ada Jutaan Mumi Burung Ibis di Makam Kuno Mesir, dari Mana Asalnya?
Penulis: Kontributor Sains, Monika Novena
|Editor: Gloria Setyvani Putri
KOMPAS.com - Selama ini bangsa Mesir kuno dikenal menjalankan berbagai proses dalam memakamkan orang-orang yang telah meninggal dunia.
Tidak hanya mumifikasi jenazah saja, bangsa Mesir juga mengisi makam-makam mereka dengan hewan-hewan yang turut diawetkan, salah satunya adalah spesies burung Threskiornis aethiopicus atau yang dikenal burung ibis keramat Afrika.
Ibis memang menjadi hewan yang paling banyak dimumikan oleh bangsa Mesir. Salah satu yang bisa ditemukan adalah di pemakaman kuno Tuna el-Gebel di Mesir Tengah.
Tempat ini menjadi situs dengan jumlah ibis terbanyak yang pernah diketahui.
Bukan cuman puluhan, di pemakaman ini ditemukan burung-burung ibis yang berjumlah hingga 4 juta. Hal ini membuat peneliti kebingungan, bagaimana bisa orang Mesir mengumpulkan sebegitu banyak burung-burung untuk dimumikan.
Baca juga: Bukti Penyakit Jantung Ditemukan pada Mumi Berusia 4.000 Tahun
Namun para peneliti tidak memiliki bukti yang memberikan petunjuk bagaimana orang mengumpulkan burung ibis dalam jumlah yang besar.
Untuk menyelidikinya, tim yang dipimpin oleh Sally Wasef dari Griffith University di Australia menganalisi genom dari 14 mumi ibis yang berusia sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Peneliti juga membandingkannya dengan 26 spesimen ibis modern yang ditemukan di alam liar Afrika.
Awalnya, peneliti berteori jika orang Mesir sengaja memelihara burung-burung ibis yang kemudian digunakan untuk pengorbanan.
Namun ternyata sangkaan tersebut tidak terbukti. Alih-alih menernakkan, orang Mesir memilih untuk menjinakkan populasi burung ibis liar.
Dari studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE itu, orang-orang yang berkepentingan seperti para imam menjinakkan burung-burung di habitat alami atau memelihara mereka hanya pada waktu-waktu tertentu dalam setahun untuk memenuhi permintaan ritual.
Kemungkinan populasi ibis ini dijinakkan dengan memberikan umpan makanan.
Praktik pengorbanan dan membuat mumi burung-burung itu sendiri sudah dilakukan sejak 665 SM-250M.
Tujuannya untuk menghormati dewa Toth yang sering digambarkan sebagai seorang lelaki dengan kepala ibis.
Toth sendiri merupakan dewa keadilan, kebijaksanaan, sihir, dan bulan. Ibis yang telah dikorbankan sebelum dimumikan ditumpuk di makam kuno terlebih dahulu.
"Tidak diketemukan tanda-tanda perkawinan sedarah dalam DNA ibis yang menunjukkan bahwa mereka ditangkarkan," kata Sally, Wasef, penulis utama dalam studi ini, dilansir Newsweek, Rabu (13/11/2019).
Baca juga: Lebih dari 40 Mumi Kuno Ditemukan di Mesir, Ada Anjing dan Anak-anak
Studi ini memang menyoroti ritual yang dilakukan oleh orang Mesir kuno dan bagaimana mereka memperoleh jutaan burung ibis untuk dikorbankan setiap tahun.
Meski jumlahnya sangat banyak jika dibandingkan dengan lainnya, Ibis bukan satu-satunya hewan yang dimumikan oleh orang Mesir.
Para peneliti telah menemukan berbagai macam hewan lainnya yang dimumikan di situs bersejarah Mesir.
"Daftarnya sangat panjang. Beberapa hewan peliharaan seperti kucing, anjing, elang, monyet, ular, sapi, dan lain-lain juga ditemukan dalam makam Mesir," tutup Wasef.
Sumber:
TERKAIT
- Penemuan yang Mengubah Dunia: Bulu Tangkis, Bermula dari Mesir Kuno
- Para Arkeolog Bikin Racikan Parfum Mesir Kuno Kesukaan Cleopatra
- Ahli Sukses "Bangkitkan" Bir Mesir Kuno dari Resep Berusia 5.000 Tahun
- Misteri Mesir Kuno, Makam 4.500 Tahun dekat Piramida Giza Dibuka
- Misteri Mesir Kuno, Arkeolog Temukan Makam Megah Bak Istana di Luxor
- Pembukaan Peti Mati Mesir Kuno Disiarkan secara Langsung, Apa Isinya?
REKOMENDASIpowered by
- Ternyata Ini Kekuatan Super Penglihatan Burung Hantu di Malam Hari
- Bukti Baru, Pemakaman Kuno di Peru Ungkap Jejak Pemburu Wanita
- Yuk, Rencanakan Liburan Warna-warni ke Negeri Kangguru
- Anjing Sahabat Manusia Tertua, Ini Buktinya
- Makam Anak Berusia 8.000 Tahun Ditemukan di Pulau Alor
- Wabah Brucellosis di China, Bisakah Serang Anjing dan Kucing di Indonesia?
- Ahli Temukan Kerangka Bayi Kembar Identik dari Era Paleolitikum Akhir
- Pahatan Hewan di Candi Borobudur Bercerita tentang Calon Buddha
- Baru Ditemukan, Spesies Monyet Asal Myanmar Hadapi Kepunahan
TERPOPULER
- 1Ilmuwan Sebut Covid-19 Bukan Lagi Pandemi, tetapi Sindemi, Apa Itu?Dibaca 266.001 kali
- 2Gen Misterius Ditemukan Tersembunyi dalam Virus Corona Covid-19Dibaca 75.495 kali
- 3Sedang Musim Hujan, Kenapa Cuaca Indonesia Panas? Ini Penjelasan BMKGDibaca 72.724 kali
- 46 Cara Membedakan Madu Asli dan Palsu, Pakai Ibu Jari hingga DibakarDibaca 51.730 kali
- 5Bagaimana Para Ahli Bisa Tahu Gunung Berapi Akan Meletus?Dibaca 42.361 kali
TOPIK TERPOPULER
KOMENTAR
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & KetentuanKOMENTAR DI ARTIKEL LAINNYA
TERKINI
Cara Mencegah Pradiabetes Menjadi Diabetes
OH BEGITU - 16 jam lalu