Berkat Tokopedia Cs, Kas Negara Aman...
SCROLL
Berkat Tokopedia Cs, Kas Negara Aman...
Jakarta, CNBC Indonesia- Penerimaan negara dari sektor Pajak Pertambahan Nilai (PPN) melesat pada tahun ini. Kenaikan penerimaan ditopang oleh membaiknya perekonomian nasional serta kenaikan tarif PPN.
Hingga Juli 2022, penerimaan PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) menembus Rp 377,6 triliun, nak 46,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sepanjang tahun ini, rata-rata penerimaan PPN mencapai Rp 53,94 triliun per bulan. Rata-rata penerimaan PPN bulanan tersebut jauh di atas rata-rata pada periode 2017-2021 yakni di kisaran Rp 35 triliun.
Penerimaan PPN per Juli 2022 juga melampaui catatan pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan saat perekonomian Indonesia masih berada dalam kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, penerimaan PPN periode Januari-Juli pada 2017-2021 ada di kisaran Rp 219,5- 261,3 triliun. Dalam kurun waktu tersebut, penerimaan PPN tertinggi dilaporkan pada Januari-Juli 2018 yakni Rp 261,3 triliun.
Pada tahun ini, penerimaan PPN melonjak tajam pada April yakni Rp 62 triliun. Lonjakan penerimaan tidak bisa dilepaskan dari kenaikan tarif PPN sebesar 1% menjadi 11% per 1 April 2022.
Namun, penerimaan tertinggi tercatat Juli 2022 yakni Rp 76,7 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kencangnya penerimaan PPN mencerminkan pemulihan ekonomi serta peningkatan sektor produksi.
"Pemulihan ekonomi terus menderu-deru. (Kenaikan penerimaan) juga terjadi karena ada kenaikan tarif. PPN impor naik menunjukkan kegiatan impor untuk produksi ada kenaikan," tutur Sri Mulyani pada saat konferensi pers APBN Kita Edisi Agustus, Kamis (11/8/2022).
Salah satu penyumbang kenaikan PPN adalah setoran dari Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Saat ini tercatat sudah ada 121 PMSE yang memungut PPN, mulai dari Google, Netflix, Shopee, Tokopedia, Spotify, Tiktok, Zoom Video Communication, hingga Microsoft.
Hingga Juli tahun ini, setoran PPN dari PSME mencapai Rp 3,02 triliun. Jumlah tersebut mendekati perolehan sepanjang Januari-Desember 2021 yang tercatat Rp 3,90 triliun. Seperti jasa lainnya, PSME juga memberlakukan kenaikan tarif PPN per April yang ikut menolong penerimaan PPN.
Sri Mulyani menjelaskan dampak kenaikan PPN sebesar 1% sudah menyumbang penerimaan negara hingga Rp 21 triliun hanya dalam waktu empat bulan. Dampak kenaikan tarif PPN memberikan sumbangan ke negara sebesar Rp 1,96 triliun pada April, sebesar Rp 5,74 triliun pada Mei, sebanyak Rp 6,25 triliun pada Juni, dan Rp 7,15 triliun pada Juli.
Sebagai catatan, PPN merupakan pajak yang langsung diteruskan atau dibebankan kepada konsumen akhir. Kenaikan PPN sejak April sudah diteruskan kepada konsumen dalam bentuk kenaikan harga produk mulai dari mie instan, minyak goreng, baju, hingga makanan ringan.
Lonjakan penerimaan PPN sudah tercermin dari tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada semester I-2022. Pada Januari-Juni 2022, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93%, dengan pertumbuhan pada kuartal II-2022 menembus 5,51%.
Adanya Ramadan dan lebaran membuat konsumsi rumah tangga melonjak pada kuartal II tahun sejalan dengan permintaan yang besar mulai dari makanan kecil, baju lebaran, jasa layanan angkutan umum, hingga minuman botol. Kenaikan permintaan barang-barang tersebut berbarengan dengan kenaikan tarif PPN sejak April.
Komentar
Posting Komentar