Menikmati Seni di Lima Museum Ubud
Bali, CNN Indonesia-- Jangan takut bingung jika ada kesempatan berwisata di Ubud. Bayangan bahwa salah satu desa di Kabupaten Gianyar, Baliitu hanya berisi sawah dan penduduk lokal, salah besar. Ubud punya banyak lokasi wisata menarik. Tak kalah dari Kuta atau Sanur yang terkenal dengan pantainya. Ubud punya kesenian yang menjadi daya tariknya.Pasar Seni Ubud bukan satu-satunya cara menikmati produk budaya lokal. Cobalah menengok riwayat seni desa yang dipakai pengambilan gambar film Eat, Pray, and Loveitu. Semua bisa dinikmati di museum seni. Desa Ubud punyalima museum seni, seperti yang dirangkum CNN Indonesia berikut ini.Museum Puri LukisanIni digagas salah satu Raja Ubud, Tjokorda Gde Agung Sukawati. Bersama seniman Jerman dan Belanda, Walter Spies dan Rudolf Bonnet ia mendirikan Yayasan Pitamaha sebagai salah satu wadah bagi seniman lokal, sekaligus mengolaborasikan pelukis Bali dan Barat. Objek dan corak lukisan pun lebih kaya, tak lagi statis.(Baca juga: Raja Ubud yang Melampaui Masanya)Tahun 1950-an, ketiganya mendirikan Museum Puri Lukisan. Museum yang berdiri di tanah seluas 1,7 hektar itu terdiri atas lima bangunan yangmenampung lukisan dari berbagai era. Ada lukisan yang masih terjaga sejak tahun 1800-an, sampai tahun 1990-an. "Museum ini tradisional modern Bali," kata Pande Sutawan, pengurus museum pada CNN Indonesia, Jumat (28/11).(Baca juga: Museum Puri Lukisan, Bukti Sejarah Bali yang Mendunia)Museum NekaNama museum diambil dari nama Suteja Neka, salah satu pelukis yang kemudian menjadiguru di Ubud, Suteja Neka. Diterangkan Pande, museum inijuga terdiri atas beberapa ruangan yang berisi puluhan lukisan. Di sana, bukan hanya pelukis asal Bali yang ditampung. Karya pelukis di luar Bali bahkan luar negeri pun ada. Asal, karya itu terinspirasi oleh keindahan alam, kehidupan, dan budaya masyarakat Bali.Bukan hanya itu, Museum Neka juga punya koleksi keris. "Keris bertuah juga ada di sana. Dulu keris-keris itu dipakai membunuh musuh. Mungkin itudari tahun 1800-an," ujar Pande lagi menerangkan. Museum Neka dibuka sejak 1982 dan berlokasi di Kedawatan, Ubud, Bali.Museum ARMAARMA merupakan kepanjangandari Agung Rai Museum of Art. Lokasinya berada di Kawasan Pengosekan, Ubud, Bali. Masih seperti yang lain, ARMA juga berisi banyak koleksi lukisan. Museum ini didirikan setelah Agung Rai, pemiliknya melihat Museum Puri Lukisan dan Museum Neka. Menurut Agung, kedua museum itu sangat membangkitkan minat lantaran punya desain dan kekhasan lukisan yang berbeda.Agung yang mulai mengoleksi lukisan secara serius sejak 1980, terpikir untuk membuat museum sendiri. Museumnya tidak hanya menampung karya seniman lokal Bali, tetapi juga pelukis lain seperti Affandi, Sudjono, Hendra Gunawan, Srihadi Soedarsono, Abas Alisyah, dan Raden Saleh. Ada pula karya pelukis luar negeri baik klasik maupun kontemporer.Museum BlancoAntonio Blanco, tokoh asal Filipina dan berdarah Spanyol, sangat mencintai seni. Ia belajar seni di Manila dan New York. Blanco fokus pada tema kemanusiaan dan tubuh perempuan. Tahun 1952, Blanco menginjakkan kaki di Bali. Adalah Raja Ubud kala itu yang memberinya ruang berkreasi. Blanco mendapat sepetak tanah yang dibangun menjadi rumah serta studio, di Campuan, Ubud. Itulah yang menjadi cikal bakal Museum Blanco.Blanco menikahi perempuan Bali, Ni Ronji. Dari penari Bali itu ia punya empat anak, Tjempaka, Mario, Orchid, dan Maha Devi. Blanco sangat mencintai Ubud dan Bali, sampai ia menjadi salah satu ikon kenamaan Pulau Dewata. Blanco meninggal dan dikremasi pada tahun 1999. Hingga kini, sang putra Mario masih mendiami Museum Blanco.Museum RudanaSetiap bangunan dalam museum ini punya filosofi masing-masing. Ada simbol yang merujuk pada konsep ketuhanan. Konsep itu dibuat sendiri oleh pendiri museum, Nyoman Rudana. Konsep itu disebut Tri Hita Karana yang menyatukan ruang dan lingkungan. Museum cenderung lebih menampung modernitas, lantaran pernah menjadi tuan rumah beberapa eksibisi seperti performa jazz nasional maupun internasional.(Baca juga: Menyambangi Akar Seni Masyarakat Bali)
Komentar
Posting Komentar